Ketegangan di Timur Tengah mencapai level tertinggi setelah serangan udara Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat (13/6/2025), memaksa sejumlah maskapai penerbangan global untuk menghentikan atau mengalihkan rute penerbangan ke Tel Aviv, Teheran, dan kota-kota lain di area tersebut. Iran langsung merespons dengan meluncurkan drone ke wilayah Israel, sementara negara tetangga seperti Irak, Yordania, dan Suriah juga menutup wilayah udaranya.
Di tengah eskalasi konflik tersebut, maskapai penerbangan besar seperti Emirates dan Qatar Airways terpaksa membatalkan penerbangan ke Iran, Irak, dan negara-negara sekitarnya. Perusahaan penerbangan Air France menghentikan seluruh penerbangan ke Tel Aviv sebagai langkah keamanan, sementara Lufthansa dari Jerman menangguhkan rute ke Teheran dan Tel Aviv.
Efek domino dari konflik di Timur Tengah juga merambah ke Eropa, dengan beberapa maskapai seperti Air France dan Air India terpaksa membatalan atau menangguhkan penerbangan lintas benua akibat ketegangan di kawasan tersebut. Beberapa pesawat bahkan harus berbalik arah karena hampir memasuki wilayah udara Iran, sementara bandara di Abu Dhabi dan Dubai juga menghadapi potensi keterlambatan dan pembatalan rute akibat penutupan wilayah udara Iran, Irak, dan Suriah.
Dalam situasi ini, keselamatan penumpang dan kru menjadi prioritas utama bagi maskapai penerbangan global yang terdampak oleh ketegangan di Timur Tengah. Perusahaan-perusahaan tersebut terus memantau perkembangan konflik serta memutuskan langkah-langkah seperti penghentian penerbangan demi menjaga keamanan dan keselamatan seluruh penumpangnya.