Ketua Parlemen Duma Rusia, Vyacheslav Volodin, mengeluarkan pernyataan terbaru terkait konflik yang tengah berlangsung antara Rusia dengan beberapa pihak. Dalam surat yang dipublikasikan di situs web Duma, Volodin mengekspresikan kekhawatirannya terhadap bantuan militer yang terus diberikan oleh Jerman kepada Ukraina. Menurutnya, hal ini dapat memicu konflik bersenjata baru antara Jerman dan Rusia, beberapa dekade setelah Perang Dunia II berakhir.
Perkembangan terbaru, termasuk serangan militer baru-baru ini oleh Ukraina terhadap Wilayah Kursk, menunjukkan bahwa tank-tank Jerman, yang terakhir kali ditemukan di tanah Rusia selama Perang Dunia II, kembali muncul. Volodin juga mengungkapkan adanya rencana pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina oleh Jerman, yang dikhawatirkan dapat menyerang target hingga Moskow dengan bantuan militer Jerman.
Tegas dalam pernyataannya, Volodin mempertanyakan legitimasi Bundestag Jerman dalam mengambil langkah-langkah yang dapat memicu konflik senjata dengan Rusia. Keberpihakan Jerman dalam konflik Ukraina juga menjadi sorotan, dengan pejabat Rusia mengutuk pernyataan Kanselir Jerman Friedrich Merz yang dianggap memutarbalikkan sejarah untuk membenarkan kebijakan saat ini.
Dalam balasan terhadap kritik yang dialamatkan terhadap Jerman, Presiden Bundestag Julia Kloeckner membela keputusan Jerman dalam memberikan dukungan militer kepada Ukraina, serta mempertahankan pandangan bahwa Kyiv harus didukung dalam konflik tersebut. Sementara itu, Volodin mengingatkan tentang kontribusi besar Uni Soviet dalam mengalahkan Nazisme selama Perang Dunia II, dengan menyoroti peran kunci yang dimainkan oleh Uni Soviet dalam perjuangan tersebut.
Pernyataan dan reaksi terbaru dari kedua belah pihak menunjukkan eskalasi ketegangan yang semakin meningkat dalam konflik Ukraina, serta perseteruan antara Rusia dan beberapa negara Eropa, khususnya Jerman. Situasi ini terus dipantau oleh masyarakat internasional, dengan harapan agar dialog dan diplomasi dapat menjadi solusi yang mengakhiri konflik tersebut.