Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Menjadi 4,7% di 2025: Analisis OECD

by -41 Views

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) telah merilis laporan terbaru mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan beberapa negara di seluruh dunia. OECD memperingatkan bahwa prospek ekonomi global semakin melemah, disebabkan oleh hambatan perdagangan yang signifikan, ketatnya kondisi keuangan, penurunan kepercayaan, dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan. Diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,3% pada tahun 2024 menjadi 2,9% pada tahun 2025 dan tetap stabil pada 2,9% pada tahun 2026. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diproyeksikan turun menjadi 4,7% pada tahun ini dan 4,8% pada tahun 2026.

OECD mencatat bahwa sentimen bisnis dan konsumen yang melemah akibat ketidakpastian kebijakan fiskal dan tingginya biaya pinjaman akan menekan konsumsi swasta dan investasi pada paruh pertama tahun 2025. Selain itu, inflasi diperkirakan akan meningkat menjadi 2,3% pada tahun 2025 dan 3% pada tahun 2026, karena depresiasi mata uang yang baru-baru ini mulai memengaruhi harga domestik. Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan akan sedikit melebar, namun penurunan harga komoditas dapat memperburuk situasi ini dengan menekan pendapatan ekspor.

OECD menyarankan agar Indonesia terus mengurangi hambatan regulasi terhadap investasi asing dan meningkatkan efisiensi pengeluaran publik melalui peningkatan penargetan manfaat sosial bagi rumah tangga yang rentan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat dipicu oleh investasi yang rendah, namun konsumsi rumah tangga tetap stabil. Sementara tingkat pengangguran juga menunjukkan penurunan menjadi 4,8% pada kuartal pertama tahun 2025. OECD juga mengingatkan tentang risiko eksternal yang dapat mempengaruhi Indonesia, seperti arus keluar modal yang terus menerus.

Meskipun demikian, Indonesia diharapkan bisa mengatasi tantangan tersebut dengan berbagai kebijakan yang telah direkomendasikan oleh OECD. Hal ini termasuk upaya untuk meningkatkan investasi swasta dan efisiensi pengeluaran publik, serta mengurangi informalitas untuk meningkatkan perlindungan sosial dan pendapatan pajak. OECD juga menyoroti peran Danantara sebagai lembaga sovereign wealth fund yang diharapkan dapat membantu dalam mengkatalisasi investasi swasta di Indonesia.

Source link