Penyebab Kelangkaan Pekerjaan di RI

Pekerjaan menjadi barang langka dan paling dicari di Indonesia saat ini, yang terbukti dengan antusiasme puluhan ribu orang yang rela mengantri demi ribuan lowongan pekerjaan di Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025. Dilaporkan bahwa sebanyak 25 ribu pelamar berdesak-desakan untuk mendapatkan 2.000 lowongan pekerjaan yang tersedia. Fenomena ini menjadi sorotan mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang sedang lesu dan tertimpa badai PHK, dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat di bawah target selama satu dekade terakhir.

Bursa pekerjaan menjadi momen penting dalam menggerakkan ekonomi nasional, terutama di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, THR yang biasanya menjadi stimulus bagi konsumsi rumah tangga tidak berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi saat ini. Pengangguran menjadi tantangan berat bagi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, terutama dengan adanya ketidakpastian ekonomi global.

Direktur Kebijakan Publik CELIOS Media menyatakan bahwa dengan kondisi ekonomi yang lesu, mencapai pertumbuhan ekonomi 8% akan sulit. Sementara itu, pelaksanaan bursa pekerjaan di Bekasi menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan lebih banyak dari jumlah pelamar, namun masih banyak pelamar yang sulit diterima kerja akibat berbagai hambatan seperti diskriminasi persyaratan, upaya kerja yang tidak layak, dan mismatch dalam latar belakang pendidikan. Dampak nyata dari kondisi ini adalah kemungkinan tingkat kemiskinan yang semakin tinggi di masyarakat.

Terkait hal ini, para ahli mempertanyakan kualitas ekonomi Indonesia yang mungkin masih rendah meskipun terbukti ada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, masih banyak sektor di mana pekerjaan tidak dibayar layak atau sesuai dengan upah minimum yang seharusnya. Dalam kondisi seperti ini, perlu adanya upaya bersama untuk mengatasi ketimpangan antara lowongan pekerjaan dan pengangguran, agar ekonomi Indonesia dapat terus berkembang dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Source link