Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pentingnya perluasan kawasan konservasi laut sebagai langkah strategis dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Menurutnya, konservasi laut memainkan peran krusial dalam menjaga ekosistem kritis seperti terumbu karang dan padang lamun yang rentan terhadap kenaikan suhu laut. Trenggono menekankan perlunya menjaga kawasan konservasi laut agar tetap terlindungi dan tidak terganggu, sebagai salah satu dari lima inisiatif utama dalam ekonomi biru Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dalam upaya mencapai target perluasan kawasan konservasi laut hingga 30% dari total wilayah laut Indonesia pada tahun 2045, Trenggono mengungkapkan potensi besar kawasan konservasi dalam menyerap karbon, yang diyakininya dapat 5 kali lipat lebih tinggi daripada penyerapan di daratan. Untuk mendukung target tersebut, KKP berkolaborasi dengan lembaga internasional seperti International Maritime Organization untuk mencegah kapal melintasi ruang konservasi laut.
Saat ini, Indonesia telah memiliki kawasan konservasi laut seluas 29 juta hektare, dengan upaya memperkuat kawasan baru seperti di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur yang didukung oleh Bank Dunia. Trenggono juga menyoroti pentingnya mengantisipasi perubahan iklim untuk mencegah kerugian besar yang mungkin dialami Indonesia akibat perusakan lingkungan laut. Semua upaya ini merupakan bagian dari strategi untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut Indonesia dan meminimalkan dampak negatif perubahan iklim.