Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menghemat anggaran hingga ratusan triliun rupiah jika mampu mencapai swasembada energi di dalam negeri. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prabowo saat meresmikan proyek Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk di lepas pantai Laut Natuna, Kepulauan Riau. Proyek ini dikelola oleh KKKS Medco E&P Natuna Ltd, perusahaan swasta Indonesia yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi migas. Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa dengan mencapai swasembada energi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor energi dan menghemat sejumlah besar uang yang sebelumnya mengalir ke luar negeri.
Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan bahwa produksi dari kedua lapangan migas tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya alam secara mandiri. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang hampir mencapai 100% juga menjadi bukti dari potensi tersebut. Menyadari pentingnya kedaulatan energi bagi negara, Prabowo menekankan bahwa Indonesia harus memperkuat kehadiran dalam industri energi untuk mencegah upaya-upaya yang mengancam kedaulatan negara.
Proyek Lapangan Forel dan Lapangan Terubuk, yang berlokasi di PSC South Natuna Sea Block B, memiliki kapasitas produksi minyak yang cukup besar. Lapangan Forel, sebagai contoh, memiliki kapasitas produksi sebesar 10.000 bph dengan potensi mencapai 13.500 bph. Investasi total untuk Lapangan Forel mencapai US$ 282 juta atau sekitar Rp 4,64 triliun dengan melibatkan sekitar 1.500 pekerja. Sementara itu, Lapangan Terubuk terdiri dari dua fasilitas, WHP-L dan WHP-M, yang telah mulai berproduksi sejak April 2025. Dengan potensi produksi minyak hingga 6.500 bph dan gas 60 juta standar kaki kubik per hari, proyek ini melibatkan lebih dari 650 pekerja dengan total investasi mencapai US$ 326 juta atau setara Rp 5,36 triliun.
Melalui upaya-upaya seperti ini, Indonesia terus berupaya untuk mencapai swasembada energi sebagai langkah menuju kedaulatan energi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Diharapkan, dengan penguatan sektor energi dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi risiko ketergantungan energi luar negeri dan meningkatkan kesejahteraan bangsa.