Amerika Serikat (AS) dan China telah resmi melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif perdagangan antarkeduanya. Delegasi dari kedua negara tersebut bertemu di Jenewa, Swiss, pada hari Sabtu (10/5/2025) yang lalu. Pertemuan ini juga melibatkan Pertemuan Perdana Menteri China He Lifeng dengan Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iwela. Sebagai organisasi perdagangan di bawah PBB, WTO memiliki peran penting sebagai pengawas perdagangan antarnegara. Para negara anggota dapat melapor ke WTO jika merasa kebijakan perdagangan suatu negara merugikan mereka, dan WTO akan bertindak sebagai penengah untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Selain itu, campur tangan Swiss dalam pertemuan antara China dan AS di Jenewa juga menjadi sorotan setelah kunjungan politisi Swiss ke kedua negara tersebut. Menteri Ekonomi Swiss Guy Parmelin menyatakan bahwa pertemuan di Jenewa adalah langkah positif menuju keberhasilan. Namun, lokasi pertemuan tersebut tidak diungkapkan secara publik, namun delegasi kedua negara terlihat kembali ke kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB setelah istirahat makan siang.
Tensi perang dagang antara China dan AS telah memanas belakangan ini, dengan kedua negara saling memberlakukan tarif impor yang tinggi. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang mempengaruhi sejumlah negara, termasuk China dan Indonesia. Meskipun Trump memberi sinyal mundur dalam perang dagang mengenai tarif impor 80% atas China, dia menyerahkan kepada Menkeu Scott Bessent dalam perundingan dengan China.
Pertemuan ini menjadi titik fokus setelah adanya ketegangan antara AS dan China terkait tarif perdagangan. Trump berencana untuk memberlakukan tarif impor atas China hingga 245% tertentu barang pada 9 April 2025, namun ditunda selama 90 hari. Diharapkan pertemuan ini dapat meminimalisir ketegangan dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua negara.