Perang dagang lewat penetapan tarif resiprokal yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasuki babak baru. Trump kerap melakukan penundaan terhadap tarif-tarif yang dirilisnya, bak ‘menjilat ludah’ sendiri. Berikut momen-momen di mana Trump mulai melunak terhadap tarif yang ditetapkannya.
Penundaan Tarif untuk Meksiko-Kanada mencakup kenaikan tarif 25% ke kedua negara tersebut, kecuali energi Kanada 10%, batal berlaku pada 4 Februari 2025 lalu. Hal ini terjadi setelah panggilan telepon antara Trump dan para pemimpin negara, seperti dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Selain itu, penundaan juga terkait dengan janji meningkatkan keamanan perbatasan untuk menghentikan penyebaran narkoba fentanil.
Penundaan resiprokal juga diberlakukan kepada negara-negara lain, kecuali China, dengan penundaan selama 90 hari untuk negosiasi. Ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memberi ruang bagi negosiasi lebih lanjut antara AS dan lebih dari 75 negara mitra dagang AS. Namun, tarif umum sebesar 10% masih tetap berlaku untuk hampir seluruh barang impor ke AS.
Saat ini, terdapat harapan negosiasi antara AS dan China untuk mengakhiri perang tarif yang telah terjadi sejak awal. Meskipun keduanya telah memberlakukan tarif tinggi, Trump memberikan isyarat bahwa tarif China tidak akan naik lebih tinggi lagi. China juga tidak merespons lagi dengan peningkatan tarif lebih tinggi terindikasi adanya potensi kesepakatan perdagangan.
Trump juga menunda kebijakan tarif baru pada barang elektronik konsumen seperti smartphone dan komputer. Namun, pengecualian ini tidak bersifat permanen dan masih menimbulkan ketidakpastian. Dalam keseluruhan perjalanan perang dagang, Trump mengakui bahwa tarif yang diberlakukan sejauh ini memiliki tingkat yang sangat tinggi dan menyatakan kemungkinan penurunan tarif untuk mencapai kesepakatan.
Sementara itu, China juga memberikan sinyal bahwa perang dagang tak akan menguntungkan semua pihak. Meskipun kedua negara masih dalam proses negosiasi, terdapat harapan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Trump Terjebak di Perang Dagang: Ludahnya Jadi Bumerang
