Amerika Serikat (AS) semakin intens menyerang pelabuhan bahan bakar Ras Isa di Yaman. Kementerian Kesehatan yang dikuasai oleh kelompok militan Houthi menyebut serangan terbaru AS sebagai yang paling mematikan di daerah tersebut. Pada Kamis (17/4) waktu setempat, dilaporkan bahwa 74 orang tewas akibat serangan tersebut. AS berkomitmen untuk terus melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman selama operasi militer terbesar di Timur Tengah sejak pemerintahan Presiden Donald Trump. Serangan ini diharapkan akan dihentikan jika Houthi menghentikan serangan terhadap pengiriman barang di Laut Merah.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan, Anees al-Asbahi, sebanyak 171 orang mengalami luka-luka akibat serangan pada Kamis. Militer AS menyebut bahwa serangan ini bertujuan untuk memutus sumber bahan bakar bagi Houthi. Terminal Ras Isa sendiri merupakan pelabuhan pertama yang dibangun untuk ekspor minyak dari Yaman sekitar 40 tahun lalu, dengan kapasitas penyimpanan mencapai 3 juta barel. Kelompok Houthi telah menguasai sebagian wilayah Yaman dalam satu dekade terakhir dan sering melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Mereka menargetkan kapal-kapal yang terhubung dengan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina. Houthi sebelumnya sempat menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran selama gencatan senjata di Gaza, namun berjanji untuk melanjutkan serangan setelah Israel melakukan serangan di bulan lalu. Serangan AS sebelumnya di Yaman pada bulan Maret telah menewaskan lebih dari 50 orang menurut pejabat Houthi.
Ini menunjukkan eskalasi ketegangan di Yaman yang semakin memprihatinkan, dengan progresif meningkatnya tingkat kekerasan di wilayah tersebut. Amerika Serikat dan kelompok Houthi terus terlibat dalam konflik yang membahayakan banyak warga sipil dan mengancam stabilitas di Timur Tengah.