Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) memberikan tanggapannya mengenai kejadian macet horor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurut Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto, kemacetan tersebut disebabkan oleh peningkatan kegiatan ekspor di pelabuhan tersebut. Meskipun merupakan catatan untuk perbaikan, Carmelita melihat peningkatan kegiatan ekspor sebagai hal positif di tengah situasi tekanan global akibat tarif resiprokal Amerika Serikat.
INSA juga telah berkomunikasi dengan Pelindo, operator Pelabuhan Tanjung Priok, untuk menangani kondisi kemacetan. Pelindo telah mengambil langkah-langkah responsif untuk memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat digunakan untuk kantung parkir serta pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9. Upaya jangka panjang juga sedang dilakukan untuk mencegah kemacetan di masa mendatang dengan membangun area jalan di sekitar pelabuhan.
Meskipun membutuhkan kerjasama dengan pihak berwenang, pembangunan jalan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan mencegah terjadinya kemacetan di masa depan. Carmelita juga menekankan pentingnya memberikan layanan terbaik dan mendorong Pelindo untuk terus melakukan perbaikan guna menghindari kemacetan yang sama terjadi.
Salah satu titik kemacetan terjadi di NPCT 1 Pelabuhan Tanjung Priok karena peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan bongkar muat petikemas. Eksekutif Direktur Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menjelaskan bahwa peningkatan volume bongkar muat di NCPT 1 disebabkan oleh tiga kapal yang berlabuh di luar jadwal. Hal ini menambah volume bongkar muat di pelabuhan dan menimbulkan kemacetan.
Selain itu, kondisi kemacetan diperparah dengan momen libur panjang akhir pekan sehingga pelabuhan mengalami peningkatan volume bongkar muat yang signifikan. Upaya terus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dan mencegah kemacetan di masa depan.