Presiden Nyatakan Darurat Ekonomi di Negara Kaya Minyak

by -15 Views

Venezuela kembali merasakan fase kritis dalam krisis ekonomi yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Hal ini terjadi karena pendapatan negara dari sektor minyak terus anjlok akibat sanksi ekonomi terbaru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat atas dugaan kecurangan pemilu oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Situasi semakin diperparah dengan minimnya kapasitas pemerintah untuk mengambil kebijakan responsif meskipun sempat merasakan stabilitas ekonomi pascapandemi.

Pada tahun 2025, Maduro mengumumkan keadaan darurat ekonomi sebagai respons terhadap kemunduran yang cepat ini. Ia mengirim dekrit ke Majelis Nasional yang dikuasai partai berkuasa untuk meminta kewenangan darurat guna menyusun langkah-langkah penyelamatan ekonomi, termasuk penghapusan sementara pajak dan mekanisme pembelian wajib produk dalam negeri untuk mendorong substitusi impor. Meskipun Maduro mensinyalir bahwa kebijakan ini merupakan reaksi terhadap tarif global yang dipicu oleh kebijakan AS, namun para ekonom menilai bahwa gejala kemerosotan sudah tampak jauh sebelum pengumuman tersebut.

Setelah masa pandemi Covid-19, Venezuela sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi. Namun, hal ini hanya terjadi di Caracas sementara wilayah lain seperti Maracaibo tetap tertinggal. Perbedaan tajam antara nilai tukar resmi dan pasar gelap membuat bisnis informal lebih memilih menggunakan kurs pasar gelap, sehingga harga barang melambung. Inflasi Venezuela sekarang mencapai 180-200% yang memengaruhi daya beli masyarakat yang terus menurun karena gaji tidak sebanding dengan inflasi.

Kondisi ini juga berdampak pada kebijakan upah dengan pemerintah hanya mampu memberikan gaji minimum sebesar US$1,65 per bulan. Karena nilai bolivar yang terus merosot, permintaan dolar di pasar gelap pun meningkat. Sebelumnya, banyak warga Venezuela berencana untuk migrasi demi menyelamatkan ekonomi keluarga, namun tren migrasi tersebut kini menurun akibat pengetatan kebijakan imigrasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Sopir taksi seperti Jonatan Urdaneta yang biasa mengantar migran dari terminal bus Maracaibo ke perbatasan Kolombia merasakan langsung dampaknya.

Source link