Pasukan militer junta Myanmar menembaki rombongan konvoi kendaraan dari Pemerintah China yang membawa bantuan darurat pasca gempa, Selasa (1/4/2025). Insiden ini terjadi di dekat kota Nawnghkio di negara bagian Shan ketika tentara junta menembaki konvoi 9 kendaraan milik Palang Merah China. Penembakan dilakukan karena adanya kesalahpahaman terkait ancaman keamanan.
Pernyataan dari juru bicara junta tersebut muncul setelah pasukan anti-junta melaporkan insiden tersebut. Mereka mengatakan bahwa utusan tersebut akan dikawal ke Mandalay oleh tentara mereka setelah insiden tersebut.
Konvoi tersebut merupakan bagian dari upaya penyelamatan dan bantuan internasional sebagai respons terhadap gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter di Myanmar yang telah menewaskan lebih dari 2.800 orang dan melukai 4.600 lainnya. Sementara itu, Myanmar sedang dilanda perang saudara sejak kudeta militer pada 2021, yang telah memicu reaksi publik yang besar.
Di tengah situasi gempa dan perang, milisi etnis di Myanmar mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk memfasilitasi upaya kemanusiaan internasional, meskipun junta menolak usulan ini. Junta mengklaim bahwa milisi etnis menggunakan jeda gencatan senjata untuk tujuan militer alih-alih perdamaian. Meskipun demikian, pemerintah terus membuka pintu untuk berdialog dengan semua organisasi etnis bersenjata guna mencapai perdamaian efektif.