![](https://portalkompas.info/wp-content/uploads/2025/03/mantan-wakil-presiden-al-gore-berbicara-dalam-sesi-tentang-climate-trace-basis-data-yang-memantau-em.jpeg; charset="utf-8" "mantan-wakil-presiden-al-gore-berbicara-dalam-sesi-tentang-climate-trace-basis-data-yang-memantau-em.jpeg-charsetutf-8")
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, mengecam Presiden AS Donald Trump karena dianggap tidak serius dalam menangani perubahan iklim. Gore menilai bahwa pemerintahan Trump memiliki keterbatasan dalam menghentikan revolusi keberlanjutan. Meskipun ada sinyal-sinyal yang mengkhawatirkan terkait kebebasan berpendapat, penelitian ilmiah, dan isu-isu iklim dari pemerintahan Trump, Gore menyuarakan sikap optimis tentang hal yang lebih besar.
Gore menegaskan bahwa ‘toxic positivity’ harus dihindari. Meskipun ada kekhawatiran terkait pelanggaran perintah pengadilan, Gore yakin bahwa opini publik di Amerika Serikat, termasuk dari Partai Republik dan Demokrat, sangat mendukung supremasi hukum. Ia juga mengutuk perlakuan pemerintah terhadap universitas dan aktivis mahasiswa.
Selain itu, Gore juga menyatakan keprihatinannya terhadap keputusan pengadilan terbaru yang memerintahkan Greenpeace membayar ganti rugi atas protes yang dilakukan terhadap pipa minyak. Dalam konteks politik, Gore menegaskan bahwa para pemilih memiliki hak untuk menyatakan apakah mereka setuju atau tidak dengan kebijakan Trump.
Gore berpendapat bahwa jika jajak pendapat terus menunjukkan penurunan dukungan terhadap Trump, hal ini mungkin akan menjadi sinyal buruk bagi presiden tersebut. Gore menyerukan adanya evaluasi terhadap tindakan pemerintahan Trump terkait isu-isu penting seperti perubahan iklim.
![](https://portalkompas.info/wp-content/uploads/2025/04/penjualan-kelapa-pada-salah-satu-ruko-di-kawasan-duren-tiga-jakarta-selatan-rabu-1642025-cnbc-indone.jpeg; charset="utf-8"-148x111.jpeg; charset="utf-8" "penjualan-kelapa-pada-salah-satu-ruko-di-kawasan-duren-tiga-jakarta-selatan-rabu-1642025-cnbc-indone.jpeg-charsetutf-8")
