Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan negara-negara tertentu guna menghindari dampak kebijakan tarif yang diberlakukan. Trump mengungkapkan hal ini setelah pemerintahannya mengumumkan rencana penerapan tarif timbal-balik pada tanggal 2 April 2025. Meskipun demikian, Trump menegaskan bahwa kesepakatan semacam itu perlu melalui proses negosiasi yang tidak dapat terwujud sebelum tanggal yang ditentukan.
Selain itu, Trump juga menyampaikan rencananya untuk memberlakukan tarif yang ditujukan kepada industri farmasi. Meskipun rincian tarif tersebut tidak diungkapkan secara detail oleh Trump. Negara-negara seperti Inggris juga dilaporkan telah mendekati AS untuk mencoba mencapai kesepakatan yang dapat menghindari skenario tarif timbal-balik.
Sejak dilantik pada Januari 2025, Trump telah memberlakukan berbagai jenis tarif terhadap beberapa negara dan produk tertentu. Mulai dari penerapan tarif 25% terhadap produk dari Kanada dan Meksiko, kecuali produk yang termasuk dalam perjanjian perdagangan USMCA. Trump juga memberlakukan tarif pada impor dari China serta impor baja, aluminium, dan mobil dari seluruh dunia. Kebijakan tarif ini telah menimbulkan reaksi dan konsekuensi di pasar global, termasuk kenaikan harga kendaraan dan penurunan permintaan dalam industri mobil AS.