Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwaghandi, hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memperkirakan sekitar 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan mudik pada momen Lebaran tahun 2025. Mayoritas pemudik, sebanyak 23%, diperkirakan akan menggunakan mobil pribadi dengan mayoritas berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Daerah tujuan utama pemudik diperkirakan adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada 28-30 Maret 2025, namun dengan adanya kebijakan Work From Anywhere (WFA), diharapkan pergerakan pemudik dapat lebih merata bahkan sejak 21 Maret 2025.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan juga memastikan kesiapan pemerintah dalam menyambut arus mudik Lebaran. Pemerintah telah menyiapkan infrastruktur, keamanan, dan skema khusus untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Selain itu, pengamanan mudik tahun ini akan dilakukan melalui Operasi Ketupat 2025, dengan melibatkan 164.298 personel gabungan dari Polri, TNI, dan unsur lainnya.
Pihak kepolisian juga menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan, seperti ganjil-genap, contraflow, dan one-way, terutama di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Selain itu, berbagai insentif juga akan diberikan kepada pemudik, seperti diskon tarif tol dan alat angkut, serta potongan harga untuk bahan bakar. Pemerintah juga telah menyiapkan tim tanggap bencana untuk mengatasi kemungkinan banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem, dan menyediakan layanan hotline 110 untuk membantu masyarakat selama perjalanan mudik.
Dengan persiapan yang matang, pemerintah optimis bahwa mudik Lebaran 2025 akan berjalan lancar dan nyaman bagi masyarakat. Tindakan-tindakan ini diharapkan dapat menjaga keamanan dan kenyamanan selama musim mudik.