Korea Selatan kini menghadapi ketidakpastian ekonomi terburuk sejak 1997, dengan sebagian besar perusahaan di negara tersebut pesimis akan situasi yang dihadapi. Faktor seperti perang dagang, inflasi, dan ketidakstabilan politik mempengaruhi kepastian bisnis dan investasi perusahaan. Survei terbaru dari Federasi Pengusaha Korea menunjukkan bahwa 96,9% dari 508 perusahaan yang disurvei meyakini bahwa krisis ekonomi akan terjadi tahun ini, dengan sebagian khawatir bahwa krisis tersebut bisa lebih parah daripada krisis tahun 1997.
Ketidakpastian kebijakan ekonomi juga mencapai level tertinggi dalam lima tahun, menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku usaha. Data dari Statistik Korea menunjukkan penurunan signifikan dalam investasi pada bulan Januari, menyoroti dampak nyata dari ketidakpastian yang meningkat.
Tantangan lain yang dihadapi perusahaan termasuk beban upah akibat kebijakan perluasan cakupan upah biasa, peraturan keselamatan, dan peraturan jam kerja. Perlunya tindakan legislatif untuk mengurangi tantangan ini ditekankan oleh Kepala Inisiatif Pertumbuhan Berkelanjutan Kamar Dagang dan Industri Korea, Park Yang-soo, yang menyoroti pentingnya undang-undang seperti Undang-Undang Khusus Semikonduktor.
Laporan berjudul “Dampak Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi terhadap Investasi dan Implikasinya” menunjukkan proyeksi penurunan investasi pada paruh pertama tahun ini, dengan potensi kontraksi yang berkelanjutan hingga ketidakpastian dapat diatasi. Semua elemen ini menjadi sorotan dalam kondisi ekonomi Korea Selatan saat ini yang sedang mengalami ketidakpastian ekonomi yang signifikan.