Penemuan Arab Kompak Lawan Trump-Bomber: Wawasan Menjanjikan

by -12 Views

Perang antara Israel dan milisi Hamas di wilayah Gaza terus berkembang, menyebabkan ketegangan geopolitik yang semakin panas. Presiden AS Donald Trump telah membuat langkah untuk mencaplok Gaza dan mengusir warga wilayah tersebut, memicu reaksi dari negara-negara Arab yang berkumpul di Arab Saudi. Mereka menyusun rencana pemulihan Gaza untuk melawan usulan Trump. Rencana tersebut mencakup tiga fase teknis selama tiga hingga lima tahun, dengan fokus pada pemulihan awal, rekonstruksi infrastruktur, dan pembentukan jalur politik untuk solusi dua negara.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan operasi militer intensif di Tepi Barat yang diduduki setelah serangkaian ledakan bus pekan ini. Interaksi tersebut meningkatkan kekerasan di wilayah tersebut, dengan upaya untuk menggagalkan terorisme oleh kelompok-kelompok ‘teroris Palestina’. Militer AS juga terlibat dalam Misi Gugus Tugas Pengebom di Timur Tengah sebagai tanggapan atas perkembangan konflik tersebut.

Hamas, sayap bersenjata yang terlibat dalam konflik, telah mengumumkan nama tawanan Israel yang akan dibebaskan sebagai bagian dari perdamaian dengan tawanan Palestina. Sementara itu, Komite Penyelamatan Internasional (IRC) melaporkan kematian sedikitnya 224 anak Palestina di Tepi Barat sejak Januari 2023, memperjelas dampak kekerasan terhadap warga sipil.

Presiden Israel Isaac Herzog dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengecam tindakan Hamas dan menyerukan tindakan tegas terhadap kelompok tersebut. Hamas sendiri merespons pernyataan Liga Arab yang mendesak pengelolaan Gaza oleh pemerintahan konsensus nasional. Selain itu, seorang analis Israel memperingatkan bahwa Tel Aviv berada dalam bahaya setelah serangan terhadap bus-bus yang menghancurkan transportasi umum di daerah tersebut.