Indonesia dihadapkan dengan beragam dinamika yang semakin kompleks, dipengaruhi oleh faktor global maupun domestik. Meskipun demikian, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh sebesar 5,03% sepanjang tahun 2024. Namun, daya beli masyarakat mulai melemah akibat tekanan inflasi, ketidakpastian ekonomi global, dan lonjakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor. Meskipun konsumsi masyarakat masih menjadi motor penggerak ekonomi yang menyumbangkan 54% terhadap kemajuan Indonesia.
Pelemahan dalam daya beli ini juga berdampak pada sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan sektor kecantikan. Perubahan pola konsumsi karena adopsi digitalisasi, perubahan tren keberlanjutan, serta pergeseran preferensi konsumen terhadap produk yang lebih sehat dan berbasis nilai (value-driven) turut mempengaruhi kedua sektor tersebut.
Untuk menghadapi tantangan ini, sektor konsumer dan industri kecantikan harus terus berinovasi, melakukan personalisasi produk, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan diri.
Dalam upaya untuk menjelajahi lebih jauh mengenai masa depan industri kecantikan dan konsumer, CNBC Indonesia akan menyelenggarakan Consumer & Beauty Outlook 2025 dengan tema “Consumer Power 2025: Where Demands are Heading” pada 27 Februari 2025. Acara ini akan diisi oleh para pemimpin dan ahli di industri tersebut serta para pembuat kebijakan, termasuk tokoh-tokoh seperti Wakil Menteri Kemenperin Faisol Riza, Wakil Menteri Kemendag Dyah Roro Esti, dan Kepala BPOM Taruna Ikrar sebagai pembicara utama. Diskusi juga akan melibatkan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri dan Wakil Ketua Komisi VI, Nurdin Halid sebagai narasumber panel.