Krisis Seks di China: 2 Juta Hilang, Penemuan Menjanjikan

by -60 Views

Populasi China dalam tren menurun secara drastis, tercatat 2 juta orang menurut laporan terbaru Biro Statistik Nasional Beijing. Angka kelahiran yang tidak bisa mengejar angka kematian menjadi salah satu penyebab utama penurunan ini setelah mengalami pertumbuhan populasi lebih dari enam dekade. Pada tahun 2023, populasi China turun lebih dari 2,8 juta, dengan penurunan sebanyak 850 ribu pada tahun sebelumnya. Di akhir tahun 2024, populasi diprediksi akan mencapai 1,408 miliar, mengalami penurunan dari 1,410 miliar pada tahun 2023.

Ekspert dari BMI, Darren Tau, mengindikasikan bahwa penurunan populasi ini bisa berdampak negatif pada angkatan kerja dan pertumbuhan PDB China dalam sepuluh tahun ke depan. Econometric Intelligence Unit (EIU) memperkirakan bahwa populasi akan turun hingga mencapai 1,317 miliar pada tahun 2050 dan kemudian melanjutkan penurunan drastis hingga 732 juta pada tahun 2100. Penurunan ini disebabkan oleh tingkat kesuburan yang menurun lebih cepat di China dibandingkan negara-negara lain seperti Korea Selatan dan Jepang.

Faktor lain yang menyebabkan keluarga China enggan memiliki anak adalah kenaikan biaya mengurus anak. Di negara maju seperti China, biaya membesarkan anak semakin tinggi karena semakin majunya perekonomian. China juga dihadapkan pada masalah lain yaitu lonjakan beban fiskal dari masyarakat berusia tua dan pensiunan yang memerlukan insentif untuk hidup. Usulan untuk menaikkan usia pensiun menjadi 65 tahun pada 2035 dilaporkan dapat mengurangi kekurangan anggaran pensiun sebesar 20% dan meningkatkan pensiun bersih yang diterima sebesar 30%, meringankan beban pemerintah dan rumah tangga.