Pemerintah Iran tidak terlalu khawatir dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memberlakukan tekanan penuh terhadap negara tersebut. Menurut Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, Iran sudah cukup terbiasa dengan berbagai sanksi yang diberlakukan oleh Washington dan sekutunya. Meski demikian, ekonomi Teheran tetap stabil dan mampu bertahan.
Boroujerdi menegaskan bahwa Iran telah berhasil melewati 46 tahun kebijakan keras yang diterapkan terhadap negaranya, bahkan menilai bahwa Iran kini lebih kuat dibandingkan 10 tahun lalu. Dia berharap agar hubungan antara Iran dan AS dapat berlangsung dengan lebih hormat dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Di sisi lain, Presiden Trump kembali memberlakukan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran, termasuk upaya untuk menghentikan ekspor minyak Iran sepenuhnya demi mencegah negara tersebut memperoleh senjata nuklir. Meski Iran telah membantah niatnya untuk mengembangkan senjata nuklir, namun belum bisa menepis kekhawatiran dunia internasional. Produksi minyak Iran diprediksi mencapai level tertinggi sejak 2018, meski masih di bawah tekanan sanksi ekonomi yang diberlakukan.
