Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk menghentikan bantuan militer kepada negara-negara asing, dengan pengecualian untuk Israel dan Mesir. Kabar ini terungkap dari laporan Wall Street Journal yang mengindikasikan bahwa bantuan tersebut tidak akan pengaruh terhadap sekutu di Timur Tengah. Pesan yang disampaikan kepada kedutaan besar AS tidak merincikan jumlah bantuan yang akan dihentikan, namun fokus pada evaluasi terhadap kebijakan bantuan asing yang harus konsisten dengan kepentingan luar negeri Presiden Trump.
Proses evaluasi ini akan dilakukan selama 85 hari, di mana Menteri Luar Negeri Marco Rubio akan memberikan rekomendasi hasil tinjauan kepada Presiden AS Donald Trump. Keputusan untuk melanjutkan, memodifikasi, atau menghentikan program bantuan akan diambil setelah evaluasi selesai. Upaya ini sepenuhnya berdasarkan pada prinsip “America First” yang dicanangkan oleh pemerintahan Trump untuk memastikan bantuan asing sesuai dengan agenda dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Namun, pengurangan bantuan ini juga menuai pro dan kontra, dengan beberapa orang menilai bahwa hal ini dapat menghambat Amerika Serikat dalam bersaing dengan negara musuhnya, China. Sebelumnya, Trump pernah mencoba memotong anggaran Departemen Luar Negeri hingga sepertiganya, namun upaya tersebut tidak mendapat dukungan dari Kongres. Hal ini memberikan gambaran bahwa kebijakan luar negeri AS terus mengalami penyesuaian demi mencapai tujuan yang sesuai dengan visi dan misi pemerintahan yang berkuasa.