Ancaman gempa besar dan potensi tsunami raksasa telah menjadi perhatian di Indonesia. Pemerintah berjanji untuk melakukan persiapan yang diperlukan untuk mengantisipasi ancaman tersebut. Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami dari BMKG, Wijayanto menjelaskan bahwa potensi gempa besar di zona megathrust memang benar adanya. Gempa dengan kekuatan di atas magnitude 8,7 di zona megathrust di busur Sunda hingga Nusa Tenggara dapat menyebabkan tsunami dengan tinggi lebih dari 20 meter di pantai. Namun, tidak semua gempa di zona megathrust selalu memicu tsunami, tergantung dari magnitude gempa tersebut.
Pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa besar dan tsunami juga ditekankan oleh Wijayanto. Peringatan dini diberikan dalam waktu 3 menit setelah gempa terjadi, sehingga masyarakat memiliki waktu sekitar 15-25 menit untuk evakuasi dan menyelamatkan diri. Indonesia sendiri berada di Ring of Fire, dengan potensi 13 segmen megathrust yang bisa memicu gempa besar.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono juga mengungkapkan adanya dua sumber megathrust yang perlu diwaspadai, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut. Meski tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi, keduanya diketahui sudah lama tidak mengalami gempa besar. Peneliti dari BRIN juga menyebutkan bahwa segmen megathrust di selatan Jawa memiliki potensi memicu gempa dan tsunami yang signifikan.
Untuk mengantisipasi ancaman gempa besar dan tsunami, BMKG telah menyiapkan sistem peringatan dini Tsunami InaTEWS dan melakukan berbagai koordinasi dengan pemerintah dan masyarakat. Kesiapsiagaan dan mitigasi merupakan langkah penting dalam menghadapi ancaman megathrust di Indonesia. Selain itu, pendekatan struktural dan non-struktural juga diperlukan untuk mengurangi potensi kerugian akibat gempa dan tsunami.