“Korut Bersumpah ‘Perangi’ AS Jelang Pelantikan Trump”

by -8 Views
“Korut Bersumpah ‘Perangi’ AS Jelang Pelantikan Trump”

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah membuat janji untuk menerapkan kebijakan anti-AS yang paling keras. Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam rapat pleno Partai Pekerja yang berkuasa. Kim mengkritik AS sebagai negara yang paling reaktif dan menilai bahwa kemitraan keamanan AS-Korea Selatan-Jepang berkembang menjadi blok militer nuklir untuk agresi. Sebelumnya, Kim telah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump beberapa kali untuk membahas program nuklir Korea Utara. Namun, kemungkinan pertemuan antara keduanya dalam waktu dekat dianggap tidak mungkin karena fokus Trump yang terbagi pada konflik di Ukraina dan Timur Tengah.

Upaya untuk menghidupkan kembali diplomasi antara Korea Utara dan AS semakin kompleks dengan dukungan Korea Utara terhadap perang Rusia di Ukraina. Kim memberikan pidato yang menegaskan strategi balasan anti-AS yang akan diluncurkan secara agresif demi keamanan nasional jangka panjang Korea Utara. Meskipun rincian tentang strategi tersebut tidak diungkapkan, Kim menekankan peningkatan kemampuan militer melalui teknologi pertahanan yang lebih baik dan meningkatkan ketangguhan mental tentara.

Pertemuan sebelumnya antara Trump dan Kim tidak hanya mengakhiri retorika perang tetapi juga mengembangkan hubungan pribadi di antara keduanya. Namun, kesepakatan mereka pada tahun 2019 gagal karena perselisihan terkait sanksi yang diberlakukan AS terhadap Korea Utara. Sejak saat itu, Korea Utara telah meningkatkan uji coba senjatanya untuk mengembangkan rudal nuklir yang menargetkan AS dan sekutunya.

Perkiraan yang dibuat oleh AS, Ukraina, dan Korea Selatan mengungkapkan bahwa lebih dari 10.000 tentara Korea Utara berpartisipasi dalam perang di Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa ribuan tentara Korea Utara tewas dan terluka dalam pertempuran di Kursk, Rusia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat memberikan teknologi senjata canggih kepada Korea Utara, termasuk bantuan dalam pengembangan rudal nuklir yang lebih kuat.