Pemerintah Korea Selatan belum dapat memastikan penyebab kecelakaan pesawat terbang Jeju Air di Bandara Internasional Muan. Direktur Kebijakan Penerbangan di Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi, Ju Jong-wan menyebut adanya serangan burung sebelum pesawat mendarat dan kecelakaan terjadi. Pesawat Jeju Air menerima peringatan tentang kawanan burung dari menara kontrol bandara sebelum pilot mengeluarkan panggilan mayday. Pilot mencoba mendarat tanpa menggunakan roda pendaratan, yang menyebabkan pesawat melewati landasan pacu dan menabrak perimeter hingga terbakar.
Penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan pemicu pasti kecelakaan tersebut. Namun, Ju Jong-wan menekankan bahwa pesawat terbakar setelah pendaratan darurat menyebabkan korban jiwa yang tinggi. Dua pramugari Jeju Air yang selamat dari tragedi juga menyatakan bahwa serangan burung adalah penyebab kecelakaan. Badan Pemadam Kebakaran Nasional mencatat bahwa 176 orang tewas dalam kecelakaan pendaratan darurat tersebut, termasuk penumpang dan awak pesawat.
Direktur Kebijakan Penerbangan membantah spekulasi tentang panjang landasan pacu yang berkontribusi pada kecelakaan. Dia menyebut bahwa pesawat Jeju Air sesuai dengan panjang landasan yang ada. Meskipun penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan, kesaksian saksi mata menunjukkan bahwa kerusakan pada roda pendaratan akibat tabrakan dengan burung dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Salah satu penumpang pesawat telah mengirim pesan teks kepada keluarga sebelum kecelakaan terjadi.
Keterangan: hsy/hsy
Source link: https://www.cnbcindonesia.com/news/20241229181152-4-599370/serangan-burung-penyebab-kecelakaan-maut-jeju-air-ini-faktanya