Penerimaan kepabeanan dan cukai pada November 2024 menunjukkan pertumbuhan positif, mendekati target tahunan. Total penerimaan mencapai Rp 257,7 triliun, tumbuh 5,2% secara tahunan dan telah mencapai 80,3% dari target tahunan. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa tren positif terlihat dalam pungutan bea masuk, bea keluar, dan cukai. Setoran bea masuk telah mencapai Rp 47,7 triliun atau 83,2% dari target tahunan, dengan pertumbuhan 4% yang didorong oleh kenaikan nilai impor. Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah juga memberikan kontribusi terhadap setoran bea masuk.
Di sisi lain, pungutan bea keluar juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai Rp 17,3 triliun atau 98,7% dari target tahunan, dengan pertumbuhan 47,9% secara tahunan. Peningkatan ini disebabkan oleh pungutan bea keluar produk tembaga yang tumbuh 94,8%, serta bea keluar produk sawit yang tumbuh 8,4%. Sementara itu, porsinya cukai juga telah terkumpul sebesar Rp 192,7 triliun atau 78,3% dari target APBN 2024, dengan pertumbuhan 2,8%. Pungutan cukai hasil tembakau tumbuh 2,4% dan cukai minuman mengandung etil alkohol tumbuh 12,6%.
Perkembangan ini menunjukkan kinerja yang positif dalam hal penerimaan kepabeanan dan cukai, dengan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan tersebut termasuk kebijakan ekspor dan kondisi pasar. Hal ini juga mencerminkan upaya Kementerian Keuangan dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan menciptakan kepastian hukum bagi para pemangku kepentingan di sektor ini.