Presiden Suriah Bashar al-Assad akhirnya digulingkan setelah 11 hari serangan pemberontak di negara itu. Serangan kilat yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil merebut kota-kota besar Suriah, termasuk ibu kota Damaskus. Faktor keberhasilan pemberontak adalah kelemahan rezim Assad dan penurunan bantuan internasional untuknya. HTS berhasil membangun lembaga dan memusatkan pemberontakan di bawah kendali mereka sendiri.
Lebih dari 900 orang tewas dalam serangan pemberontak tersebut, termasuk warga sipil, tentara Suriah, dan pemberontak sendiri. Respons dari tokoh dunia pun bermacam-macam, mulai dari klaim Israel yang mengatakan jatuhnya Assad akibat tindakan mereka hingga pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menyebut perubahan politik di Suriah sebagai kesempatan bersejarah untuk membangun kembali negara tersebut.
Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, memuji kemenangan mereka sebagai sejarah bagi kawasan tersebut. Sementara itu, Presiden Suriah yang digulingkan kini dilaporkan berada di Moskow dan Rusia, sekutu utamanya, telah memberikan suaka kepadanya. Berbagai reaksi dan perayaan juga terjadi di berbagai belahan dunia terkait jatuhnya Bashar al-Assad, menunjukkan dampak politik yang luas dari peristiwa tersebut.