Israel sedang mempertimbangkan serangan balasan yang signifikan terhadap kilang minyak Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Selasa malam. Dalam serangan tersebut, diperkirakan 180 rudal ditembakkan ke Tel Aviv dan beberapa target lainnya di seluruh Israel, yang memperburuk eskalasi konflik antara kedua negara.
Menurut laporan Axios, pejabat Israel mungkin akan menyerang fasilitas produksi minyak dan situs strategis lainnya di Iran dalam beberapa hari mendatang. Para pejabat Israel juga sedang berkonsultasi dengan Amerika Serikat untuk merencanakan respons militer, yang dapat mempercepat risiko perang regional di Timur Tengah.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menyatakan bahwa akan ada konsekuensi serius untuk serangan ini, dan AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan hal itu terjadi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanan untuk membahas tanggapan militer terhadap serangan Iran. Para pejabat Israel sepakat untuk melancarkan serangan balasan, namun memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan pejabat AS terkait dukungan pertahanan dari Komando Pusat AS.
Beberapa anggota parlemen AS juga mendukung serangan terhadap kilang minyak Iran. Senator Lindsey Graham dari South Carolina mengatakan bahwa dia akan mendesak pemerintahan Biden untuk mengoordinasikan respons yang luar biasa dengan Israel.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka akan mengirim lebih banyak pasukan untuk terlibat dalam serangan darat di Lebanon Selatan. Divisi 36 bersama dengan tiga brigade lainnya akan bergabung dalam serangan yang menargetkan infrastruktur teroris Hizbullah di Lebanon Selatan.
Israel juga melanjutkan serangan udara di Beirut yang menargetkan fasilitas Hizbullah. Insiden kekerasan yang meningkat dapat memicu serangan teroris di dalam Israel.