Penemuan Ilmuwan tentang Bahan Pakaian Anti Panas

by -56 Views

Sebuah penemuan baru telah mengguncang industri tekstil dunia. Sejumlah peneliti dari University of Chicago telah menemukan bahan kain baru yang dapat mengurangi suhu panas pada siang hari.

Dalam sebuah postingan di akun resmi World Economic Forum (WEF) di Instagram pada Kamis (19/9/2024), sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Profesor Po Chun Su mengungkapkan penemuannya. Mereka menemukan bahan kain baru yang terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama berfungsi sebagai penangkal panas matahari.

Lapisan kedua terbuat dari silver nanowire, yang berperan dalam memantulkan panas dari permukaan seperti aspal dan jalan. Sedangkan lapisan ketiga adalah lapisan woll yang berperan dalam mengeluarkan panas dari pakaian yang digunakan.

Dalam pengujian di bawah terik matahari Arizona, bahan tersebut berhasil mempertahankan suhu 2,3 derajat Celsius lebih rendah daripada kain emitter biasa yang digunakan untuk olahraga. Bahkan, bahan ini dapat memberikan penurunan suhu hingga 8,9 derajat Celsius dibandingkan dengan bahan sutra komersial yang umum digunakan.

Para peneliti berharap bahwa kain baru ini dapat membantu mengurangi jumlah rawat inap dan kematian akibat panas yang terjadi di berbagai pusat populasi global. Namun, mereka juga menyadari bahwa bahan pendingin yang ada saat ini belum dapat optimal digunakan di perkotaan karena matahari bukan satu-satunya faktor penyebab panas di area urban.

Dengan adanya peningkatan suhu global dan pertumbuhan populasi perkotaan, kota-kota di seluruh dunia menjadi titik panas. Gelombang panas telah melanda beberapa kota dengan suhu mencapai hampir atau melebihi 50 derajat Celsius.

Sejumlah pakar dari University of Chicago menyebut bahwa penggunaan pendingin udara atau AC untuk mengatasi panas justru dapat memperburuk situasi dengan dampak karbon yang dihasilkan oleh sistem pendinginan. Oleh karena itu, penerapan kain baru ini di berbagai tempat seperti gedung, mobil, dan tempat penyimpanan makanan diharapkan dapat menurunkan suhu internal, mengurangi biaya, serta mengurangi dampak karbon dari penggunaan AC.

Dengan demikian, penemuan bahan kain baru ini memiliki potensi besar untuk membantu mengurangi dampak panas yang melanda populasi global, terutama di kota-kota yang terus mengalami peningkatan suhu dan dalam skala yang semakin parah.