Citra Satelit Mengungkap Fakta Mengerikan di Wilayah Indonesia, Apa yang Terjadi?

by -60 Views
Citra Satelit Mengungkap Fakta Mengerikan di Wilayah Indonesia, Apa yang Terjadi?

Perusahaan rintisan di bidang konservasi, TreeMap, merilis sebuah gambar citra satelit di wilayah Indonesia, Jumat (5/7/2024). Mereka menyoroti tentang kondisi hutan di wilayah RI.

Ditemukan fakta bahwa sebanyak 721.000 hektare hutan di Indonesia telah ditebangi untuk pertambangan sejak tahun 2001 hingga 2023. Dari jumlah itu, ada 150.000 hektare adalah hutan primer, yang merupakan hutan terpadat dan paling penting secara ekologis di Bumi.

Penebangan dilakukan untuk pembukaan fasilitas penambangan seperti lubang tambang, fasilitas pengolahan, area tailing, dan jalur hauling.

“Tambang terbuka mudah dikenali dari garis-garis konsentris yang dibuat di sisi lubang untuk tambang batu bara, atau dari kecenderungannya ditempatkan di sepanjang tepi sungai, untuk tambang emas,” jelas David Gaveau, pendiri The TreeMap, dilansir AFP.

“Semua jenis tambang juga memiliki tanda spektral, sebuah pengukuran energi, yang khas, yang merupakan karakteristik wilayah lahan kosong dan mudah dideteksi,” tambahnya.

Observasi satelit ini sendiri dilakukan atas temuan mereka dengan peta resmi konsesi pertambangan, artikel media lokal, dan laporan LSM. Sejauh ini, dampak pertambangan batu bara merupakan dampak terbesar, yaitu sekitar setengah dari seluruh deforestasi yang terjadi, diikuti oleh emas, timah, dan nikel.

Meskipun data menunjukkan puncak deforestasi sebenarnya terjadi pada tahun 2013, masalah ini kembali meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Pada tahun 2023, pertambangan dikaitkan dengan hilangnya hampir 10.000 hektare hutan primer setiap tahunnya,” tambah Gaveau.

Indonesia sendiri pernah merilis jumlah hutan yang hilang. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan lebih dari 73.000 hektare kawasan hutan hilang pada tahun 2021-2022, dan total deforestasi mencapai 104.000 hektare.

Angka ini sendiri disebutkan menimbulkan kekhawatiran. Namun hal ini semakin mengkhawatirkan karena ketergantungan Indonesia pada batu bara semakin meningkat dan RI berupaya memperluas eksploitasi cadangan nikelnya.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Saat ini, mineral itu banyak dicari karena merupakan komponen penting untuk baterai yang digunakan pada kendaraan listrik.

Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa 80% hilangnya hutan global akibat pertambangan hanya terjadi di empat negara yakni Indonesia, Brasil, Ghana, dan Suriname.

Namun sejauh ini, Indonesia merupakan negara yang paling terkena dampaknya. Tercatat. RI menyumbang hampir 60% hilangnya hutan global akibat pertambangan yang dilacak dalam studi ini.