Apakah Kekuatan Putin Mulai Melemah dan Bisa Gagal dalam Konflik dengan Ukraina?

by -68 Views
Apakah Kekuatan Putin Mulai Melemah dan Bisa Gagal dalam Konflik dengan Ukraina?

Pasukan Rusia telah memulai latihan tahap pertama yang melibatkan pelatihan praktis dalam persiapan dan penggunaan senjata nuklir. Kekuatan Rusia dilaporkan mulai mengalami pelemahan. Hal ini terjadi meski negara itu sebelumnya berhasil mencetak keunggulan dalam menguasai teritori baru di wilayah Ukraina. Mengutip Al Jazeera, kekuatan Negeri Beruang Merah itu mulai terguncang di bidang politik, keuangan, militer, dan hukum internasional. Ini sebagai akibat dari sanksi Barat kepada negara itu atas serangannya ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 lalu.

Dari segi politik dan diplomasi, Rusia mengalami kemunduran tatkala Uni Eropa (UE) secara resmi membuka perundingan aksesi dengan Ukraina dan Moldova pada hari selasa lalu. Diketahui, UE merupakan kritikus yang terus mengkritik manuver Moskow kepada tetangganya. Sehari sebelumnya, UE mengumumkan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia. Sanksi-sanksi ini antara lain melarang organisasi UE mana pun yang merupakan bagian dari “proses pembentukan opini publik”, termasuk partai politik, lembaga think tank, dan media, untuk menerima uang dari Rusia. UE juga secara resmi mengeluarkan 1,4 miliar euro (Rp 24 triliun) hasil dari aset beku Rusia ke Ukraina. 90% dari dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan militer. Di front yudisial, Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mantan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Militer Valery Gerasimov. Keduanya dituding bertanggung jawab atas serangan terhadap infrastruktur listrik Ukraina. “Ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa dugaan serangan tersebut ditujukan terhadap sasaran sipil,” tulis putusan pengadilan itu dikutip. Jumat (28/6/2024). Kerugian dan kerusakan yang diperkirakan terjadi pada warga sipil jelas-jelas berlebihan dibandingkan dengan keuntungan militer yang diharapkan.

Di bidang militer, Rusia tidak mampu membuat kemajuan signifikan di wilayah Ukraina, meskipun telah membuka front baru di wilayah utara Kharkiv. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan Jerman untuk mengikuti jejak Inggris dan Prancis dalam mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka di wilayah Rusia. Izin yang diberikan ini membawa angin segar bagi Kyiv. Tercatat pasukan Ukraina telah berhasil melancarkan serangan ke pusat-pusat logistik militer Rusia setelah menerima persetujuan ini. “Ukraina berhasil menyerang gudang bahan bakar dan pelumas Tambovnefteprodukt di wilayah Tambov dan depot minyak Lukoil-Yugnefteprodukt Enemska di Republik Adygea pada 20 Juni,” ujar Dinas Keamanan Ukraina (SBU). Rekaman lebih lanjut muncul pada hari Sabtu, 22 Juni, yang menunjukkan ledakan sekunder di tempat yang diyakini menjadi pusat pelatihan pertahanan udara Rusia di Yeysk. Pada Minggu, staf umum mengatakan angkatan udaranya telah menyerang pos komando resimen senapan bermotor di Nekhoteevka, di wilayah Belgorod Rusia, yang juga menyebabkan ledakan susulan.

Lebih lanjut, selain dari segi posisi menyerang, Ukraina juga diuntungkan dengan kemampuan senjata Barat dalam menghalau serangan udara Rusia. Hal ini terlihat dari data baru yang diberikan oleh pemerintah kota Kharkiv. “Peringatan udara sejauh ini berlangsung selama total 62 jam dibandingkan dengan 475 jam di bulan Mei. Ada tiga serangan di kota Kharkiv, dibandingkan dengan 76 serangan di bulan Mei; dan satu warga sipil tewas dan tujuh orang terluka pada bulan ini dibandingkan dengan 39 orang tewas dan 239 orang terluka pada bulan Mei,” lapor Washington Post.