FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kualitas udara di Jakarta pada Selasa pagi menduduki peringkat nomor satu sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan pertama dengan angka 179, masuk dalam kategori tidak sehat.
Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan kesehatan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, serta bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan atau nilai estetika.
Sebagai perbandingan, kualitas udara dengan kategori sedang memiliki rentang PM2,5 sebesar 51-100, yang berarti tidak berpengaruh signifikan pada kesehatan manusia atau hewan, tetapi dapat berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Kategori baik memiliki rentang PM2,5 sebesar 0-50, yang berarti tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.
Sementara itu, kategori sangat tidak sehat memiliki rentang PM2,5 sebesar 200-299, di mana kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, kategori berbahaya dengan rentang PM2,5 sebesar 300-500, yang berarti kualitas udara dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi secara umum.
Kota dengan kualitas udara terburuk kedua adalah Kinshasa (Kongo) dengan angka 174, diikuti oleh Lahore (Pakistan) di urutan ketiga dengan angka 167. Urutan keempat adalah Manama (Bahrain) dengan angka 163, kelima Delhi (India) dengan angka 137, dan keenam Dubai (Uni Emirat Arab) dengan angka 114.