Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa digitalisasi sektor pertambangan melalui Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara) juga akan diterapkan pada komoditas tambang timah dan nikel.
Luhut menyebutkan bahwa pihaknya bersama Kementerian atau Lembaga terkait telah berkoordinasi mengenai implementasi integrasi jenis komoditas tambang timah dan nikel ke dalam Simbara.
“Saya menegaskan kepada mereka bahwa manfaat potensi peningkatan penerimaan negara hingga mencapai 6,5 triliun rupiah merupakan salah satu alasan untuk mempercepat proses integrasi ini, selain untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan efektivitas pengawasan bersama,” ujar Luhut dalam akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan.
Simbara sendiri memiliki potensi besar untuk integrasi antara komoditas tambang di dalam negeri. Luhut mengungkapkan bahwa Simbara dapat meningkatkan tata kelola mineral dan batu bara (minerba) di Indonesia, mulai dari optimalisasi penerimaan negara, peningkatan kepatuhan pelaku usaha, hingga efektivitas pengawasan bersama antar Kementerian/Lembaga.
Luhut menekankan pentingnya kerja sama dan percepatan dari seluruh pihak terkait dalam menyelesaikan permasalahan terkait pengelolaan minerba di dalam negeri. Dia meminta seluruh pihak saling membantu dalam percepatan integrasi semua komoditas tambang minerba ke dalam Simbara.
Integrasi sistem tersebut harus dipercepat sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), kata Luhut. Bersama Kementerian/Lembaga terkait, pihaknya akan segera melaksanakan Rapat Koordinasi untuk mengevaluasi progres implementasi nikel dan timah ke dalam Simbara.
Jika integrasi nikel dan timah berhasil, langkah berikutnya adalah mendorong pada komoditas bauksit dan tembaga. Hal ini akan mewujudkan sebuah legacy penting dalam tata kelola minerba, yang akuntabel dari hulu ke hilir serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab kepada masyarakat Indonesia.