FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pagi ini, kualitas udara di Jakarta telah mencapai level tidak sehat bagi kelompok sensitif, menjadikannya salah satu dari sepuluh kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.45 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di peringkat ke-8 dengan angka 132.
Dilansir dari ANTARA, angka tersebut terutama disebabkan oleh polusi udara PM2.5 dengan konsentrasi 48 mikrogram per meter kubik, yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Tingkat kualitas udara diklasifikasikan berdasarkan tingkat PM2.5, dimulai dari kategori baik (0-50), sedang (51-100), tidak sehat (101-150), sangat tidak sehat (151-200), hingga berbahaya (200-500). Saat ini, Jakarta berada pada kategori tidak sehat, yang dapat membahayakan kesehatan sebagian populasi.
Di antara kota-kota lain yang masuk dalam daftar sepuluh besar kualitas udara terburuk, Delhi, India menempati peringkat pertama dengan AQI 182, diikuti oleh Chiang Mai, Thailand (167), Kathmandu, Nepal (165), Lahore, Pakistan (163), dan Kota Ho Chi Minh, Vietnam (158).
Sebelumnya, Penjabat Gubernur (Pj) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pihaknya tetap akan memasang generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan butiran air (water mist generator) ke udara, meskipun musim hujan telah tiba.
“Kami masih akan terus melakukan penyemprotan water mist, tidak akan ada perubahan dalam penanganan polusi udara. Karena tahun depan, kita akan kembali memasuki musim panas,” kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/11).