Jika Perang Israel vs Iran Pecah, Begini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

by -164 Views

Perang antara Israel dan Iran dapat berdampak pada Indonesia terutama dari sisi ekonomi jika tensi konflik tersebut memburuk. Dampak tersebut termasuk beban subsidi energi yang tinggi akibat potensi kenaikan harga minyak dunia dalam waktu yang akan datang.

“Ada kecenderungan harga minyak naik, bahkan diprediksi bisa mencapai US$90 per barel. Namun, kita tidak dapat memprediksi sejauh mana eskalasi konflik tersebut. Karena kemungkinan konflik meningkat dapat menyebabkan kenaikan harga komoditas energi dan pangan,” kata Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha Maghfiruha dalam diskusi virtual, Sabtu (20/4/2024).

“Sebagai importir minyak bumi, kita sangat khawatir karena beban subsidi pemerintah yang tinggi dan menjadi beban biaya bagi industri kita,” tegasnya.

Industri manufaktur yang masih sangat bergantung pada impor bahan baku produksinya juga akan terpengaruh akibat kenaikan harga yang disebabkan oleh penguatan dolar, serta gangguan pasokan akibat konflik antara Israel dan Iran yang terjadi di jalur perdagangan utama seperti Selat Hormuz.

Ketersediaan stok menjadi ancaman bagi industri dalam negeri karena pasokan bahan baku terganggu. Dampak negatif juga akan dirasakan pada sektor logistik, terutama pada rantai pasokan, yang akan mempengaruhi perekonomian domestik akibat dampak dari gangguan pasokan.

“Efek supply shock akan terasa pada industri manufaktur yang bergantung pada input dan harga komoditas yang terhambat. Sebagai negara pengimpor minyak bumi dan bahan impor, Indonesia masih sangat tergantung pada impor, sehingga struktur biaya industri akan terdampak,” kata Eisha.

Meskipun demikian, kenaikan harga minyak juga dapat memiliki dampak positif, yaitu mendorong percepatan penggunaan energi hijau.

“Beberapa komoditas cenderung mengalami kenaikan dalam beberapa minggu ke depan. Jika harga minyak naik, maka hal yang tidak disadari adalah dorongan untuk percepatan transisi energi terbarukan, karena kita tidak dapat terus bergantung pada batu bara,” kata Eisha.