Eks Bos Intel Israel Ungkap Perubahan di Gaza dan Pengakuan Dosa Netanyahu

by -139 Views
Eks Bos Intel Israel Ungkap Perubahan di Gaza dan Pengakuan Dosa Netanyahu

Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi di wilayah Gaza, Palestina, terus meruncing. Ini disebabkan langkah Israel yang menyerang wilayah itu dengan membabi buta di atas dalih bahwa pihaknya sedang menghancurkan milisi Hamas, yang menyerbu Israel Selatan pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (26/1/2024):

1. Pembacaan pengadilan internasional (ICJ)
Mahkamah Internasional (ICJ) terdiri dari 15 hakim akan segera membacakan keputusan atas pengajuan Afrika Selatan yang menuduh adanya genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Jumat (26/1/2024).

Para hakim saat ini berasal dari Amerika Serikat, Rusia, Cina, Slovakia, Maroko, Lebanon, India, Prancis, Somalia, Jamaika, Jepang, Jerman, Australia, Uganda, dan Brasil. Mereka masing-masing menjabat selama sembilan tahun.

Selain 15 hakim tetap, hakim ad-hoc dapat ditunjuk oleh para pihak dalam kasus-kasus sengketa antara dua negara, dalam hal ini, Israel dan Afrika Selatan.

Afrika Selatan telah menunjuk Dikgang Moseneke, mantan wakil ketua hakim negara tersebut. Israel menunjuk Aharon Barak, mantan presiden Mahkamah Agung negara tersebut.

Eliav Lieblich, seorang profesor hukum internasional di Universitas Tel Aviv, mengatakan kepada CNN awal bulan ini bahwa kasus ini penting secara politik dan hukum.

“Tuduhan genosida adalah tuduhan hukum internasional paling serius yang dapat diajukan terhadap suatu negara,” katanya.

Lieblich menambahkan pihaknya ragu Israel akan menghentikan pertempuran jika pengadilan mengeluarkan perintah perang. Sebaliknya, hal ini dapat menyerang legitimasi pengadilan dan para hakimnya.

2. Mantan Bos Intel Israel Soal Netanyahu
Lebih dari 40 mantan pejabat senior keamanan nasional Israel, ilmuwan terkenal, dan pemimpin bisnis terkemuka telah mengirim surat kepada presiden dan ketua parlemen Israel menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dicopot dari jabatannya. Mereka mengatakan hal ini didasari ancaman “eksistensial” terhadap Israel.

Para penandatangan surat tersebut termasuk empat mantan direktur dinas keamanan luar negeri dan dalam negeri Israel, dua mantan kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan tiga pemenang Hadiah Nobel.

“Kami percaya bahwa Netanyahu memikul tanggung jawab utama untuk menciptakan keadaan yang mengarah pada pembantaian brutal lebih dari 1.200 warga Israel dan lainnya, melukai lebih dari 4.500 orang, dan penculikan lebih dari 230 orang, yang lebih dari 130 orang masih ditahan oleh Hamas,” bunyinya surat itu.

“Darah korban ada di tangan Netanyahu.”

3. Jokowi beri titah soal Israel
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menentang keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait tidak adanya masa depan bagi solusi dua negara atau two state solution dalam isu Israel-Palestina.

“Pernyataan ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Jokowi dalam video keterangan, Jumat (26/1/2024).

Lebih lanjut, Jokowi juga mengutuk keras serangan Israel terhadap kamp pengungsi Khan Younis di Gaza. Serangan tersebut telah memakan banyak korban jiwa dan luka-luka.

“Sudah terlalu panjang daftar pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel,” imbuhnya.

Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia menolak masuknya setiap kapal Israel ke wilayah Indonesia. Jokowi mengatakan tak akan melayani pelabuhan kepentingan Israel di pelabuhan RI.

“Sekali lagi saya menegaskan kembali pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak akan digunakan untuk melayani kepentingan Israel,” tegasnya.