Birgadir Jenderal TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi

by -93 Views
Birgadir Jenderal TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Dokter Ben Mboi, saya bertemu dengannya setelah beliau pensiun dari militer maupun jabatan sebagai gubernur Nusa Tenggara Timur. Di kalangan TNI, beliau dikenal sebagai seorang dokter militer yang terlibat dalam pasukan baret merah (RPKAD) yang diterjunkan di Merauke selama operasi pembebasan Irian Barat. Pada saat itu, komandan kompi yang diterjunkan adalah Kapten Benny Moerdani yang kemudian menjadi Menhan dan Pangab pada tahun 1980-an. Pak Ben Mboi adalah dokter di kompi tersebut yang turut serta dalam operasi di Merauke.

Selama beberapa pertemuan dengan Pak Ben Mboi, beliau menceritakan kisah-kisah menarik, termasuk tentang pengalamannya menaiki pesawat Hercules untuk terjun di Irian Barat. Ketika itu, Panglima Komando Mandala, Mayor Jenderal TNI Soeharto yang kemudian menjadi jenderal dan akhirnya Presiden Republik Indonesia, memberikan sambutan singkat kepada pasukan yang akan diterjunkan.

Pak Harto menyampaikan bahwa kemungkinan pasukan tersebut tidak akan kembali lebih dari 50%. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang ragu-ragu atau keluar dari barisan. Menurut Pak Ben Mboi, jika Pak Harto memberi lebih dari 5 menit, mungkin banyak yang akan berpikir untuk keluar dari barisan.

Selain itu, Pak Ben Mboi juga membagikan kisah tentang bagaimana anak buahnya dan stafnya baru menyadari bahwa beliau tidak memiliki rumah setelah pensiun. Mereka kemudian menggalang dana dan mendapat dukungan pemerintah daerah serta pengusaha lokal untuk membangun rumah bagi beliau. Hal ini menunjukkan betapa banyak prajurit di Indonesia yang mengabdikan seluruh karirnya untuk negara namun pensiun tanpa memiliki rumah.

Salah satu pelajaran berharga yang saya dapat dari Pak Ben Mboi adalah bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus mencintai rakyat dan menggunakan akal sehat. Kita harus merasakan perasaan, penderitaan, dan kebutuhan orang lain. Ungkapan “Love Your People, Use Your Common Sense” ini menjadi pegangan saya dalam kepemimpinan.

Source link