Bocoran Pasar Ekspor Avtur dari Minyak Sawit Indonesia

by -112 Views

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, berencana untuk menjalin kerja sama dengan negara lain dalam rangka potensi pasar ekspor bioavtur.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menyatakan bahwa saat ini PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading, telah menjajaki kerja sama dengan Uni Emirat Arab untuk membuka kesempatan ekspor bioavtur dari Indonesia.

“Jadi yang pertama mungkin sekarang kerja sama dengan Patra Niaga adalah di Uni Emirat. Berarti kan paling tidak sudah terbuka dengan Uni Emirat,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner.

Selain Uni Emirat Arab, menurutnya masih banyak negara lainnya yang berminat untuk beralih ke bahan bakar yang dinilai lebih bersih dan ramah lingkungan karena memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan campurannya.

“Artinya kan trader kemudian negara, traders dari berbagai negara terhadap biofuel development untuk yang Green Refinery Phase 2. Green Refinery Phase 2 artinya bioavtur yang bisa kita produksi 100% nantinya, artinya itu pun merefleksikan bagaimana ketertarikan pasar global terhadap bioavtur yang ada di kita, di Indonesia,” tambahnya.

Terkait produksi bioavtur di Indonesia dilakukan di Green Refinery Kilang Cilacap dengan campuran minyak sawit sebesar 2,4% berkapasitas 9.000 barel per hari (bph) dan bahan bakunya yaitu produk turunan sawit, Refined Bleach Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO).

Taufik menyebutkan bahwa kandungan bioavtur sebesar 2,4% sudah terbukti memenuhi kriteria untuk penerbangan, dimana titik beku sudah memenuhi minus 47 di ketinggian 10.000 meter.

Pihaknya saat ini juga tengah mengusahakan agar bioavtur perusahaan bisa mendapatkan sertifikasi global dan memastikan pasokan RDBPKO alias minyak inti sawit sudah dibersihkan dari bau dan warna, serta mendapatkan sertifikasi Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) sebagai langkah untuk keberlanjutan biofuel.

Produk bioavtur Pertamina ini telah dilakukan uji coba pada dua maskapai di Tanah Air yaitu CN235-200 milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan bersama Garuda Indonesia dengan menggunakan pesawat Boeing 737-800 NG.