Pernyataan Prabowo Menyakiti Rakyat dengan ‘Etik Ndasmu’

by -103 Views
Pernyataan Prabowo Menyakiti Rakyat dengan ‘Etik Ndasmu’

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merilis pernyataan merespons pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang viral beberapa waktu belakangan. Dalam video yang beredar di media sosial, Prabowo diduga mengungkit kembali pertanyaan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat calon presiden pada 12 Desember.

Saat itu, Anies bertanya kepada Prabowo perihal putusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan seseorang yang berusia di bawah 40 tahun atau pernah menjabat sebagai kepala daerah menjadi calon wakil presiden. Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi lantas memutuskan hakim konstitusi yang turut memutus perkara itu, yaitu Anwar Usman, terbukti melakukan pelanggaran kode etik berat.

“Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik ndasmu, etik,” kata Prabowo memparodikan pertanyaan yang diajukan kepada dirinya.

Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan, PDI Perjuangan sebagai partai yang menempatkan Pancasila sebagai falsafah, ideologi, dan the way of life bangsa sangat menyesalkan pernyataan Prabowo yang tidak menganggap penting etika.

“Pernyataan ‘Etika Ndasmu’ adalah cermin kekuasaan di atas segalanya. Karena itulah nyawa 13 aktivis yang diculik pun tidak ditanggapi secara serius. Kekuasaan tanpa etika dan moral membutakan nurani,” ujar Hasto.

Menurut dia, dalam berbagai blusukan yang dilakukan oleh calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan, ditemukan fakta rakyat menanggapi sangat negatif pernyataan Prabowo tersebut.

“Etika ndasmu sangat melukai rakyat Indonesia. Pernyataan Pak Prabowo tersebut cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Ketika etika-moral ditempatkan di bawah kekuasaan, maka sama saja dengan membutakan budi nurani,” kata Hasto.

Dengan pernyataan yang emosional tersebut, menurut Hasto, rakyat Indonesia akhirnya tahu bahwa program, karakter, dan gaya kepemimpinan Pak Prabowo hanya untuk kekuasaan.

“Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi. Harus disadari bahwa etika dan moral bersumber dari agama dan pranata nilai-nilai dan falsafah kehidupan yang tumbuh dalam masyarakat. Mengabaikan etika sama artinya dengan abai terhadap pranata kehidupan baik,” ujarnya.

Pada saat bersamaan, rakyat kini semakin menyadari bahwa Ganjar-Mahfud adalah sosok pemimpin yang menempatkan etika, moral, budi pekerti, dan tekad untuk menebar kebaikan sebagai karakter dasar yang harus dimiliki pemimpin.