CNBC Indonesia – Serangan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat masih terus berlanjut. Korban terus berjatuhan akibat serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia dan Nuseirat, dan rumah sakit di Gaza terus menjadi sasaran. Tanda-tanda gencatan senjata terbaru pun belum terlihat dan prospeknya makin suram. Berikut update situasi terkait Gaza, Tepi Barat, dan sekitarnya, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Senin (18/12/2023).
Jumlah Korban Tewas
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seperti dikutip dari Al Jazeera, setidaknya ada 18.787 korban tewas, termasuk sekitar 7.729 anak-anak dan 5.153 wanita per Senin (18/12/2023). Korban luka-luka melebihi 50.897 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan. Setidaknya 8.000 warga juga dilaporkan hilang di Gaza. Di Tepi Barat, tercatat 301 orang tewas, termasuk sekitar 72 anak-anak dan lebih dari 3.365 dilaporkan luka-luka.
Sementara itu, jumlah korban di Israel kembali direvisi. Korban tewas pada serangan Hamas 7 Oktober lalu berubah dari 1.400 menjadi 1.200 orang. Sementara luka-luka mencapai 8.730 orang. Tentara yang tewas berjumlah 448 orang. Setidaknya total 66 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 59 jurnalis Palestina, 3 jurnalis Lebanon, dan 4 jurnalis Israel telah terbunuh.
Pasukan Israel Serbu Kamp Pengungsi
Sebuah serangan Israel dilaporkan terjadi di kamp pengungsi Arroub di Tepi Barat yang diduduki. Rekaman video menunjukkan tentara Israel berpatroli di daerah tersebut dan menggunakan gas air mata.
Puluhan Orang di Tepi Barat Ditahan
Setidaknya 35 warga Palestina, termasuk tiga wanita, ditangkap dalam penggerebekan semalam dan pagi hari di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, menurut kelompok sayap kanan. Jumlah total warga Palestina yang ditahan di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober kini mencapai 4.575 orang.
Sistem Air Gaza Runtuh Total
Anggota Doctors Without Borders menyebut sistem air di Gaza telah runtuh total. Kurangnya air atau sanitasi menjadi “berbahaya” seperti halnya pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza. Beberapa tempat di Gaza juga tidak memiliki bahan bakar atau listrik, sehingga memperparah tantangan yang dihadapi warga.
Taktik Netanyahu Bakal Picu Konflik Selama 50 Tahun ke Depan
Serangan sembarangan Israel terhadap warga Palestina berisiko “memicu konflik selama 50 tahun lagi” dan meradikalisasi generasi muda Muslim di seluruh dunia, menurut mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Bantuan ke Gaza
Sejauh ini, jumlah truk yang diperbolehkan masuk melalui akses penyeberangan baru Kerem Shalom berjumlah 24 truk. Israel juga menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, menurut Human Right Watch, yang menuduh Israel membuat warga sipil kelaparan di Gaza sebagai metode peperangan.
Menteri Sayap Kanan Israel Janji Terus Distribusikan Senjata
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan dia akan melanjutkan kampanye kontroversial distribusi senjata selama dia masih berkuasa.
Italia ‘Semprot’ Israel
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengecam pasukan Israel karena diduga menembak dan membunuh dua wanita di dalam sebuah gereja di Gaza selatan. Insiden tersebut juga menuai kritik keras dari Paus Fransiskus, yang menyatakan Israel menggunakan taktik “terorisme” di Gaza.