Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan target produksi minyak dalam negeri untuk tahun 2023 ini kemungkinan besar tidak mencapai target sebesar 660 ribu barel per hari (bph). Hal itu seperti yang dikatakan oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Dia menyebutkan untuk tahun ini target produksi minyak tidak tercapai. Namun untuk produksi gas dalam negeri dia positif targetnya bisa tercapai.
“Minyaknya nggak (capai target). Gasnya Insya Allah. Tahun depan ya gasnya yang akan kita dorong lebih banyak,” ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (11/12/2023).
Namun begitu, Arifin menyebutkan pihaknya akan mengupayakan tercapainya target produksi gas untuk tahun ini. Adapun, untuk tahun depan pihaknya juga akan mendongkrak produksi gas dibandingkan dengan produksi gas. “Tidak bisa setiap tahun, misalnya ENI kita dorong 2028, sekarang kita cari yang besar-besar dulu,” tambahnya.
Adapun, Arifin menyebutkan usaha yang dikerahkan untuk mendongkrak produksi minyak adalah dengan mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur marjinal.
“Apalagi kita sudah lama tidak melakukan eksplorasi. Baru sekarang kita lakukan eksplorasi besar-besaran itu ada Andaman 1, Andaman 2, lalu sudah nemu juga Andaman 3 yang Mubadala itu,” tandas Arifin.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, per Rabu (6/12/2023), produksi minyak harian dalam negeri baru menyentuh angka 582.349 bph. Angka tersebut terhitung masih jauh dari target produksi yang dicanangkan untuk tahun ini sebesar 660.000 bph. Sedangkan untuk produksi gas tercatat mencapai 6.850 MMSCFD. Angka tersebut terhitung sudah melewati target produksi gas tahun ini yang ditargetkan sebesar 6.160 MMSFCD.
Lebih jauh lagi, rencana pemerintah merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 kemungkinan cukup sulit. Terlebih, di tengah kondisi capaian produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi (migas) tahunan yang terus jeblok.
Berdasarkan catatan ReforMiner Institute, tantangan pemerintah untuk mencapai target produksi migas semakin berat. Apalagi, selama periode 2010 hingga 2022 produksi migas nasional tercatat mengalami penurunan rata-rata sekitar 3,28% per tahun untuk minyak dan 3,36% per tahun untuk gas.
Ditambah, kinerja produksi migas pada tahun 2023 tercatat juga masih di bawah target. Berdasarkan data yang ada, proyeksi produksi minyak hingga akhir 2023 adalah 606,3 ribu barel per hari atau 91,1% dari target APBN 2023. Sementara, perkiraan salur gas bumi pada 2023 adalah 5.400 standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 87,7% dari target APBN 2023. Selama lima tahun terakhir, realisasi produksi migas terhadap target APBN rata-rata adalah 93,69% untuk minyak bumi dan 95,26% untuk gas bumi.