Update Gencatan Senjata-Putin Mengejutkan dengan 7 Fakta Baru di Gaza

by -137 Views
Update Gencatan Senjata-Putin Mengejutkan dengan 7 Fakta Baru di Gaza

Serangan Israel ke Gaza masih terus menunjukkan perkembangan terbaru. Kali ini, kedua pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata setelah sebelumnya menyepakati jeda serangan dari Jumat hingga Selasa pagi.
Namun, Israel masih bersiap untuk melakukan serangan besar-besaran apabila gencatan senjata berakhir.
Berikut perkembangan terbarunya seperti dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai pihak, Selasa (28/11/2023):

1. Gencatan senjata diperpanjang
Gencatan senjata di Gaza, Palestina, diperpanjang. Dari semula empat hari, kini gencatan senjata ditambah dua hari, selama 48 jam ke depan. Hamas mengungkap alasan perpanjangan ini. Pejabatnya mengatakan berharap dapat memperpanjang gencatan senjata lebih jauh lagi dan mengakhiri perang Israel-Hamas.

2. Putin ngamuk ke Israel
Rusia dilaporkan mengecam keras Israel. Ini akibat penyerangan Bandara Internasional Damaskus di Suriah. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan serangan itu, dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut, yang sudah dipicu oleh perang Gaza.

3. Israel serbu Lebanon Selatan
Sebuah serangan Israel menghantam dekat kota Aita al-Shaab di Lebanon selatan, lapor kantor berita negara Lebanon.

4. Kamp pengungsi Palestina diserbu penyakit
Mohamed Adnan Abu Hasna, juru bicara UNRWA, menjelaskan kepada Al Jazeera bahwa muncul indikasi terkait jentik penyakit yang mulai mengancam pengungsi Palestina. Ini terjadi setelah munculnya genangan air pasca hujan beberapa waktu lalu di kamp itu.

5. Israel hancurkan monumen Gaza
Pasukan Israel telah menghancurkan banyak bangunan penting di Gaza, termasuk pusat kebudayaan dan pendidikan.

6. Israel bebaskan 33 tahanan Palestina
Tiga puluh tiga warga Palestina, 30 anak-anak dan tiga wanita, telah dibebaskan dari penjara Israel setelah 11 sandera Israel dibebaskan dari Gaza.

7. Dokter Inggris ungkap tujuan Israel di Gaza
Seorang ahli bedah di London menceritakan pengalamannya menyaksikan “pembantaian besar-besaran” selama 43 hari pemboman di Gaza, dan mengatakan bahwa penghancuran sistem kesehatan Palestina adalah tujuan militer dalam perang tersebut.