Terbongkar! Ini Daftar Orang Kaya yang Menggalang Dana untuk Israel

by -204 Views
Terbongkar! Ini Daftar Orang Kaya yang Menggalang Dana untuk Israel

Seorang pengembang real estate asal Amerika Serikat (AS) bernama Barry Sternlicht sedang mengumpulkan dukungan untuk kampanye media yang mendukung Israel dan menjelek-jelekkan kelompok Hamas Palestina.

Rencana ini terungkap dari sebuah email yang dilihat oleh situs berita Semafor. Kampanye media yang disebut Facts for Peace tersebut sedang mencari sumbangan jutaan dolar dari sejumlah tokoh ternama di bidang media, keuangan, dan teknologi.

Lebih dari 50 orang termasuk mantan CEO Google Eric Schmidt, CEO Dell Michael Dell, dan pemodal Michael Milken sedang didatangi untuk menjadi donatur. Mereka memiliki kekayaan gabungan sekitar US$ 500 miliar.

Sternlicht yang memulai proyek tersebut, mengatakan kampanye ini akan membantu Israel “menjadi yang terdepan” ketika dunia bereaksi terhadap serangan intensif Israel di Jalur Gaza.

Israel telah melakukan serangan udara tanpa henti di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dengan menewaskan lebih dari 11.100 warga Palestina, termasuk 4.500 anak-anak, membuat 1,5 juta orang mengungsi, dan merusak sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut.

Dorongan media Sternlicht bertujuan untuk mencap Hamas sebagai “organisasi teroris” yang “bukan hanya musuh Israel, tetapi juga musuh Amerika Serikat”. Tujuannya yakni untuk mengumpulkan US$ 50 juta dari sumbangan pribadi, yang dipadukan dengan sumbangan dari badan amal Yahudi.

Sebagai informasi, Facts For Peace, kampanye media yang diluncurkan oleh Sternlicht, bertujuan untuk memenangkan kembali dukungan publik terhadap Israel, mengunggah video di halaman media sosialnya yang menyalahkan Hamas atas penderitaan rakyat Palestina dan menyangkal klaim pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Video terbaru yang diunggah di laman Facebook-nya menyatakan bahwa “Israel bukanlah negara apartheid”.

Hal ini bertentangan dengan temuan para pakar hak asasi manusia Palestina, Israel, dan internasional, termasuk dari PBB, bahwa Israel mempraktikkan apartheid melalui “sistem hukum dan politik ganda yang sangat diskriminatif” di wilayah pendudukan.