Netanyahu-RS Dituduh Tipu-Tipu dalam Update Terbaru Perang Gaza

by -192 Views

Israel dan Hamas terlibat pertempuran sengit di dekat rumah sakit terbesar di Gaza pada Minggu (12/11/2023), di mana ribuan orang terjebak. Kurangnya bahan bakar menyebabkan kematian bayi prematur dan pasien kritis.

Lebih dari lima minggu setelah perang yang dipicu oleh serangan berdarah terhadap Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada media AS bahwa “mungkin ada” kesepakatan untuk membebaskan sekitar 240 sandera yang ditangkap oleh militan Palestina pada 7 Oktober dan diyakini ditahan di Gaza.

Namun Netanyahu tidak memberikan rincian lebih lanjut. “Makin sedikit saya katakan tentang hal ini, semakin besar peluang saya untuk mewujudkannya,” katanya kepada NBC seperti dikutip AFP.

Di Kota Gaza, rumah sakit Al-Shifa terjebak dalam serangan darat Israel yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas. Rumah sakit tersebut telah berulang kali terkena serangan, salah satu serangannya menghancurkan bangsal jantung pada Minggu. Militer Israel membantah sengaja menargetkan rumah sakit dan menuduh kelompok militan Islam tersebut menggunakan fasilitas medis atau terowongan di bawahnya sebagai tempat persembunyian.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan ketakutan meningkat bagi warga Palestina yang mencari perlindungan dan pasien yang membutuhkan perawatan setelah rumah sakit Al-Quds di Kota Gaza tidak berfungsi karena kekurangan bahan bakar generator.

Adapun perang yang pecah sejak 7 Oktober lalu ini telah menewaskan sedikitnya 11.180 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, termasuk 4.609 anak-anak. Meskipun ada seruan untuk gencatan senjata, Netanyahu dengan tegas menolak penghentian pertempuran tanpa pembebasan para sandera.

Saksi mata di rumah sakit Al-Shifa mengatakan kepada AFP melalui telepon pada Minggu bahwa “pertempuran dengan kekerasan” telah terjadi di sekitar rumah sakit sepanjang malam.

Di dalam rumah sakit, dokter mengatakan pada hari Sabtu bahwa dua bayi meninggal di unit neonatal setelah aliran listrik ke inkubator mereka diputus, dan seorang pria juga meninggal ketika ventilatornya mati. Youssef Abu Rish, wakil menteri kesehatan di pemerintahan Hamas, pada hari Minggu melaporkan kematian tiga bayi prematur dan enam pasien lainnya dalam kondisi kritis.

Sebuah “jalan aman” akan dibuka dari Al-Shifa untuk memungkinkan orang melarikan diri ke arah selatan, kata militer Israel pada Minggu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan situasi di dalam Al-Shifa “mengerikan dan berbahaya” dan “tidak berfungsi lagi sebagai rumah sakit”.