Militer Israel telah menyerang Kamp Pengungsi Maghazi di Gaza pada Sabtu (4/11/2023) yang mengakibatkan setidaknya 51 orang tewas, di mana sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Serangan ini terjadi meskipun banyaknya seruan gencatan senjata dari negara Arab yang ditolak oleh Amerika Serikat dan Israel.
Meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza juga telah memicu protes dari demonstran pro-Palestina di seluruh dunia yang menyerukan agar perang segera berakhir. WAFA melaporkan bahwa Kamp Pengungsi Maghazi di Jalur Gaza telah menjadi target serangan dari Israel pada malam Sabtu. Meskipun Reuters tidak dapat memverifikasi laporan WAFA secara independen, militer Israel tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar tersebut. Namun, mereka menjelaskan bahwa mereka menargetkan Hamas dan bukan warga sipil.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, Ashraf al-Qidra, mengatakan bahwa sejumlah jumlah besar orang tewas dalam serangan tersebut, tetapi tidak menyebutkan jumlah pastinya dan banyak orang yang mengalami luka parah. Pejabat Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa lebih dari 9.488 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober lalu. Pada saat itu, kelompok pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel Selatan, yang mengakibatkan 1.400 orang tewas dan lebih dari 240 orang disandera.
Para Menteri Luar Negeri dari Qatar, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Amman kemarin untuk mendorong AS agar bisa membujuk Israel untuk menyetujui gencatan senjata yang segera dilakukan. Namun, gagasan tersebut ditolak oleh AS karena dikatakan hanya akan menguntungkan Hamas. Sebagai gantinya, Washington mengusulkan jeda dalam pertempuran agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dan penduduk dapat meninggalkan Jalur Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menolak usulan tersebut ketika bertemu dengan Blinken pada hari Jumat lalu.
Selama ini, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat terhadap Gaza, yang telah menimbulkan kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.