Harga gula di tingkat konsumen terus mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut Badan Pangan, harga gula naik sebesar Rp 40 menjadi Rp 16.050 per kg, melebihi Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp 14.500 per kg. Kenaikan harga gula juga terjadi di pasar internasional.
Ketua Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo), Syukur Iwantoro mengungkapkan bahwa harga gula mentah per tanggal 1 November 2023 mencapai US$ 27,50 cent per pon spot di New York. Sedangkan dua tahun yang lalu, harga gula mentah hanya sekitar US$ 17 – US$ 18 cent per pon. Selain itu, harga gula konsumsi atau white sugar internasional juga meningkat menjadi US$ 33,61 cent per pon spot di London.
Syukur menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga gula internasional adalah fenomena iklim El Nino atau musim kering ekstrim yang terjadi di negara-negara produsen gula utama, seperti India, Thailand, dan Indonesia. Hal ini mengakibatkan produksi gula mereka menurun secara signifikan.
Brasil, sebagai negara produsen utama gula dunia, juga mulai beralih dari produksi gula menjadi produksi etanol. Hal ini membuat harga gula dunia terus naik.
Dalam upaya mengatasi kenaikan harga gula di dalam negeri, pemerintah berencana melakukan importasi gula. Namun, Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengatakan bahwa harga gula internasional saat ini juga tinggi. Meskipun demikian, yang terpenting saat ini adalah ketersediaan gula di dalam negeri. Pemerintah sedang mengupayakan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dengan Kementerian Koordinator Perekonomian untuk membahas mengenai penugasan importasi gula.
BUMN pangan, seperti ID Food dan PTPN (Perkebunan Nusantara), akan ditugaskan untuk melakukan importasi gula. Artikel ini disebutkan bahwa pemerintah juga berencana menaikkan harga gula setelah beras.
