Raibnya Puluhan Juta Akibat Caleg yang Menipu

by -152 Views
Raibnya Puluhan Juta Akibat Caleg yang Menipu

Masa pemilihan umum tidak selalu soal cerita bahagia untuk pedagang atribut kampanye mendapatkan pesanan yang berlimpah. Penjual toko atribut kampanye di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat punya cerita pilu ketipu puluhan juta saat menggarap kaos dan atribut kampanye lainnya.

Mardiati, pemilik Toko Jasa Mandiri mengaku suaminya pernah ketipu hingga Rp 20 juta pada gelaran Pilkada 2020. Dia menceritakan ada seorang calon kepala daerah yang memesan kaos kampanye ke suaminya. Namun, karena kalah si caleg itu ogah membayar.

“Dia mungkin merasa enggak menang atau gimana,” tutur Mardiati ditemui di kiosnya di Blok III Pasar Senen, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Tak mau ambil pusing, Mardiati menceritakan kaos sisa caleg itu akhirnya dia potong-potong dan diubah menjadi masker. Kebetulan, saat itu pandemi Covid-19 sedang merebak di Indonesia. “Suami saya enggak dibayar, itu sisa bajunya kita jadiin masker,” kata dia.

Belajar dari kesalahan tersebut, Mardiati mengatakan mengajukan sejumlah syarat dalam setiap pemesanan. Dia mengatakan akan meminta uang muka minimal 80% dari pembelian. “Saya DP enggak mau 50%, harus 80%,” ujar dia.

Rofik, pemilik toko atribut kampanye Daivo Adv mengatakan ajang Pemilu memang melahirkan kesempatan, namun sekaligus juga resiko. Kesempatan muncul karena banyaknya jumlah pesanan yang diterima pedagang. Namun, jumlah pesanan yang banyak itu juga menjadi jaminan pedagang langsung bangkrut apabila tidak dibayar.

Dia mengaku mempunyai teman yang menjadi korban. Temannya itu, kata dia, langsung bangkrut, keluarganya hancur dan tokonya dijual. “Sudah mengurus ke sana ke mari, sampai ke polisi, sewa pengacara, berantakan sampai tokonya dijual,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno sudah mewanti-wanti pengusaha tekstil untuk menjamin kelancaran pembayaran pesanan. Dia menyarankan pedagang untuk meminta pembayaran di depan kepada partai.

“Cuma saya selalu pesan ke teman-teman kalau yang minta partai lebih baik bayar di depan baru dibikin. Karena kalau gak dibayar kita mau jual kemana? Hahaha. Agar nanti partainya kalah pun sudah dibayar, kalau gak kita mau jual kemana,” ucapnya.