7 Pembaruan Perang Hamas Vs Israel: Jumlah Korban Tewas Mencapai 8.000

by -146 Views
7 Pembaruan Perang Hamas Vs Israel: Jumlah Korban Tewas Mencapai 8.000

Perang antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina telah masuk ke hari ke-19. Konflik dan saling serangnya meluas dari Jalur Gaza ke wilayah Tepi Barat. Selain itu, kelompok lain seperti Hizbullah juga ikut terlibat dalam pertempuran di perbatasan negara.

Berikut adalah update terbaru terkait perang tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 6.546 orang, termasuk 2.704 anak-anak, telah tewas di Gaza. Sementara di wilayah Tepi Barat, terdapat 103 korban tewas, termasuk 30 anak-anak dan 1 perempuan. Militer Israel melaporkan bahwa sebanyak 1.405 orang, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian, tewas selama perang berlangsung dari tanggal 7 hingga 25 Oktober. Sebanyak 25 jurnalis dilaporkan telah tewas dalam meliput perang tersebut, dengan 21 jurnalis Palestina, 3 jurnalis Israel, dan 1 jurnalis Lebanon. Terkait korban luka, Israel melaporkan sebanyak 5.431 orang, sementara di Gaza terdapat 16.297 orang yang terluka (termasuk 2.000 anak-anak dan 1.400 perempuan), dan di Tepi Barat terdapat 1.828 orang yang terluka. Jumlah korban hilang atau yang menjadi sandera di Israel adalah sebanyak 218 orang, di Gaza terdapat lebih dari 1.500 orang yang hilang (termasuk 830 anak-anak), dan di Tepi Barat terdapat 1.215 orang yang ditahan.

Selain itu, Israel menuntut Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, untuk mundur dari posisinya setelah memberikan pidato dan pernyataan terkait perang Israel di Gaza. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut pidato tersebut “mengejutkan” dan mengatakan bahwa Guterres memandang pembantaian yang dilakukan oleh teroris Nazi Hamas dengan cara yang tidak bermoral. Israel juga menolak mengeluarkan visa untuk kepala urusan kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, sebagai akibat dari komentar Guterres di Dewan Keamanan PBB.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah membatalkan rencana perjalanan ke Israel. Erdogan mengatakan bahwa Israel telah memanfaatkan niat baik Turki, dan dia tidak akan pergi ke Israel seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Erdogan juga menyerukan gencatan senjata antara pasukan Israel dan Palestina, serta menyatakan bahwa Hamas bukan kelompok teroris, melainkan kelompok pembebasan yang melakukan pertempuran untuk melindungi tanahnya.

Dalam laporan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (Unctad) tahun lalu, disebutkan bahwa dua pertiga penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, dan tingkat pengangguran mencapai 45% yang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Unctad juga mengatakan bahwa blokade yang telah berlangsung selama puluhan tahun telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian Gaza, dengan aliran bantuan yang telah berkurang. Lebih dari sepertiga rumah sakit di Gaza dan hampir dua pertiga klinik kesehatan telah ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar, sehingga situasi fasilitas kesehatan di Palestina mencapai titik kritis.

Selain itu, pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, bertemu dengan pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, dan pemimpin Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, untuk membahas langkah selanjutnya dalam aliansi mereka untuk mencapai kemenangan bagi perlawanan di Gaza dan Palestina.

Terakhir, Israel dilaporkan menyerang Suriah dan menewaskan delapan tentara Suriah selatan. Tentara Israel menyebut serangan tersebut sebagai respons terhadap tembakan roket yang dilakukan oleh Suriah.